Jumat, 30 Juli 2010

Ditemukan, Kapal yang Hilang 150 Tahun Lalu di Kutub Utara



Arkeolog Kanada menemukan bangkai kapal yang hilang lebih dari 150 tahun lalu di lautan es Artik. Kapal tersebut dahulu kala pernah menjadi sebuah dongeng bagi dunia pelayaran yang ada di bagian barat laut Artik.

Para arkeolog telah berhasil mendapatkan gambar melalui alat pemeriksa Sound Navigation And Ranging (Sonar) HMS pada akhir pekan lalu. Sonar adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi keberadaan suatu obyek di bawah permukaan perairan.

"Hasil penemuan itu didapat tidak lama setelah mereka tiba di lokasi terpencil di Teluk Mercy di wilayah Northwest," kata Andre Bernier, Kepala Dinas Arkeologi Bawah Air Taman Laut Kanada, Rabu (28/7).

Peneliti menggunakan kapal Inggris yang dikirim untuk mencari dua kapal hilang yang merupakan bagian dari ekspedisi Sir John Franklin, Royal Navi, yang gagal pada 1845 untuk menemukan jalur terusan pelayaran barat laut yang menghubungkan Atlantik ke Pasifik melalui kepulauan Arktik Kanada.

"Ini jelas yang paling penting," kata Bernier yang lembaganya khusus melakukan survei di Arktik. "Ini adalah kapal yang dikonfirmasi dan ditandai penemuan bagian itu."

Dia mengatakan salah satu arkeolog lain membandingkan penemuan tersebut untuk mencari salah satu kapal Columbus.

Air beku telah membantu mengawetkan kapal tersebut yang saat ditemukan berposisi tegak di dasar laut dan tidak jauh dari lokasi tempat terakhir didokumentasikan pada 1854.

Karamnya kapal tersebut sudah sulit ditemukan karena lokasinya yang terpencil dan juga karena airnya sangat dingin. Tahun ini tim arkeolog mulai bisa masuk ke wilayah perairan tersebut.

"Sangat mengejutkan, kondisi masih baik," kata Bernier. "Kami sangat beruntung dengan cara itu karena kapal tersebut tidak bisa bergerak terlalu banyak dari tempat itu sejak kecelakaan dahulu kala."

Para arkeolog rencananya pada pekan ini akan melakukan penelitian lebih jauh berdasarkan gambar melalui sebuah perahu karet kecil untuk memudahkan pekerjaan. Mereka berharap dapat menggunakan robot yang dilengkapi dengan kamera, mirip dengan peralatan yang sekarang digunakan di Teluk Meksiko pada kasus tumpahan minyak. "Ini agar kita bisa mempelajari lebih banyak lagi mengenai kapal itu."

Lokasi tewasnya tiga pelaut dari Royal Navy yang meninggal karena penyakit kudis pada 1853 juga telah ditemukan. "Pemerintah Inggris telah diberitahu hasil penelitian tersebut," kata Menteri Lingkungan Hidup Kanada Jim Prentice.

Pencarian kapal tersebut pada 1850 melibatkan 66 orang. Namun akhirnya mereka tewas setelah terkunci dalam cengkeraman es Artik selama dua musim dingin. Kru yang dipimpin oleh Kapten Robert John LeMesurier McClure, meninggalkan berbagai bahan makanan dan peralatan yang sekarang wilayah tersebut menjadi bagian dari Taman Nasional Aulavik.

Prentice, yang dijadwalkan akan tetap berada di lokasi penemuan untuk beberapa hari lagi, mengatakan penemuan kapal dan artefak tersebut merupakan "harta karun yang sangat berharga." REUTERS l BASUKI RAHMAT

1 komentar: